🧑‍🎤 Arti Perkata Surat An Nahl Ayat 125

Bacasebelumnya: Tafsir Surah An-Nahl Ayat 44-42. Ayat 43. Allah menyatakan bahwa Dia tidak mengutus seorang rasul pun sebelum Nabi Muhammad kecuali manusia yang diberi-Nya wahyu. Ayat ini menggambarkan bahwa rasul-rasul yang diutus itu hanyalah laki-laki dari keturunan Adam a.s. sampai Nabi Muhammad saw yang bertugas mem-bimbing umatnya
Serulah ke jalan Tuhanmu wahai Muhammad dengan hikmat kebijaksanaan dan nasihat pengajaran yang baik, dan berbahaslah dengan mereka yang engkau serukan itu dengan cara yang lebih baik; sesungguhnya Tuhanmu Dia lah jua yang lebih mengetahui akan orang yang sesat dari jalanNya, dan Dia lah jua yang lebih mengetahui akan orang-orang yang mendapat hidayah petunjuk. dalamsurat An-Nahl ayat 125 : Artinya: “ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”( Surat An-Nahl: 125).2
ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحۡسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحۡسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ بِٱلۡحِكۡمَةِ dengan hikmah وَٱلۡمَوۡعِظَةِ dan pelajaran وَجَٰدِلۡهُم dan bantahlah mereka بِٱلَّتِي dengan cara yang أَعۡلَمُ lebih mengetahui أَعۡلَمُ lebih mengetahui بِٱلۡمُهۡتَدِينَ dengan/pada orang-orang yang mendapat petunjuk بِٱلۡحِكۡمَةِ dengan hikmah وَٱلۡمَوۡعِظَةِ dan pelajaran وَجَٰدِلۡهُم dan bantahlah mereka بِٱلَّتِي dengan cara yang أَعۡلَمُ lebih mengetahui أَعۡلَمُ lebih mengetahui بِٱلۡمُهۡتَدِينَ dengan/pada orang-orang yang mendapat petunjuk Terjemahan Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pula yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk. Tafsir Serulah manusia, hai Muhammad kepada jalan Rabbmu yakni agama-Nya dengan hikmah dengan Al-Qur'an dan pelajaran yang baik pelajaran yang baik atau nasihat yang lembut dan bantahlah mereka dengan cara bantahan yang baik seperti menyeru mereka untuk menyembah Allah dengan menampilkan kepada mereka tanda-tanda kebesaran-Nya atau dengan hujah-hujah yang jelas. Sesungguhnya Rabbmu Dialah Yang lebih mengetahui Maha Mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk maka Dia membalas mereka; ayat ini diturunkan sebelum diperintahkan untuk memerangi orang-orang kafir. Dan diturunkan ketika Hamzah gugur dalam keadaan tercincang; ketika Nabi ﷺ melihat keadaan jenazahnya, lalu beliau ﷺ bersumpah melalui sabdanya, "Sungguh aku bersumpah akan membalas tujuh puluh orang dari mereka sebagai penggantimu.". Topik
SuratAn Nahl / Surat An Nahl Ayat 125, Arab Latin, Arti, Tafsir dan Kandungan : Terjemahan perkata per kata, tafsir ~ audio reciter. Dengan nama allah yang maha pengasih, maha penyayang. 128 ayat • surat ke 16 • mekkah. 'dan tuhanmu mewahyukan kepada lebah'. Sebelum kita memahami secara lebih mendalam tentang kandungannya, marilah kita
Surah An Nahl ayat 125 ini jadi metode Rasulullah SAW untuk berdakwahFoto adalah agama dakwah. Hal ini juga sudah tertera dalam surah An Nahl ayat 125 sebagai salah satu dalil tentang wajibnya hanya orang yang berdakwah yang penting dalam prosesnya, berhasil tidaknya dakwah juga ikut ditentukan oleh cara atau metode dalam berdakwah agar bisa diterima dengan baik oleh orang sangat penting perananya, karena meski memiliki pesan baik, tetapi jika disampaikan lewat metode yang tidak baik, maka pesan itu bisa saja ditolak oleh orang Juga 8 Cara Agar Doa Cepat Terkabul dalam Islam, Salah Satunya Berdoa di Waktu MustajabBacaan Surah An Nahl Ayat 125 dalam Tulisan Arab, Latin, dan ArtinyaFoto Surat An Nahl Ayat 114 -1 Foto ilustrasi surah An Nahl Sumber ini adalah bacaan surah An Nahl ayat 125 dalam tulisan Arab, latin, dan juga artinya untuk memudahkan dalam membacanyaاُدْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَUd’u ilaa sabiili robbika bil hikmati wal mau’idhotil hasanati wajaadilhum bil latii hisa ahsan, inna robbaka huwa a’lamu biman dlolla an sabiilihi wahuwa a’lamu bil muhtadiinArtinya “Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” QS An Nahl 125Baca Juga 5 Doa Diberi Kesehatan, Amalkan Setiap Hari, Yuk!Tafsir Surah An Nahl Ayat 125Foto Surah An Nahl Ayat 125 -2 Foto dai berdakwah Sumber An Nahl ayat 125 ini menjelaskan tentang kewajiban berdakwah untuk seluruh umat Islam, juga menjelaskan metode sebenarnya ayat ini ditujukan untuk Rasulullah SAW, namun juga juga berlaku bagi kaum muslimin. Yakni setiap umat Islam harus berdakwah dengan menggunakan metode yang disebutkan di kadang lebih penting dari pada materi dakwahnya, sebagaimana disampaikan sebagian ulama At-Tariqatu Ahammu Minal Maddah metode lebih penting dari isi atau materi.Dengan begitu, cara atau metode ini harus benar-benar dikuasai, khususnya untuk para pendakwah agar proses dakwahnya dapat direspon dengan baik oleh utama seorang dai adalah Rasulullah SAW. Beliau mendapatkan kesuksesan dalam berdakwah sehingga Islam bisa menyebar dengan waktu yang relatif singkat di Jazirah konsepnya sederhana, yakni berdakwah dengan cara yang lemah lembut. Selain sifat lemah lembut yang dimilikinya, beliau juga memiliki metode dakwah yang metode tersebut beliau dapatkan dari Allah SWT yang tertera dalam surah An Nahl ayat 125. Ini tentunya menjadi keutamaan tersendiri dalam tata cara penyebaran dakwah yang efektif dan Imam Ibnu Jarir At-Thabari, beliau menafsirkan kalimat اُدۡعُ اِلٰى سَبِيۡلِ رَبِّكَ adalah pengingat dari Allah SWT kepada Rasulullah SAW dalam hal kewajiban Muhammad kamu adalah utusan Allah SWT, maka serulah manusia untuk taat kepada Allah SWT, yakni dengan menjalankan syariat, yang disyariatkan kepada seluruh makhluknya, yakni بِالۡحِكۡمَةِ dikatakan dalam tafsir tersebut dengan wahyu yang Allah SWT wahyukan kepadamu dan kitab Alquran yang Allah turunkan dengan mengucapkan kata kata baik dan ber-argumen sesuai dengan apa yang diargumentasikan oleh berdebatlah dengan perdebatan yang baik, yakni dengan memperhatikan etika perbincangan perdebatan, jangan sampai melukai orang yang kita perdebat, seperti disebutkan dalam Tafsir Metode Bil HikmahSecara bahasa, bil hikmah artinya adalah bijaksana. Para Mufassirin rata-rata dalam menafsiri kata bilhikmah adalah berdakwah sesuai ajaran Alquran dan sunnah hadis seperti Imam Thabari, Ibnu Katsir Imam, Al-Baghawi dan menunjukkan bahwa seorang dai harus menguasai kebijakan-kebijakan, hukum-hukum yang ada dalam Alquran dan sunnah, meliputi syariat dan hukum yang ditetapkan, untuk kesuksesan begitu, seorang dai harus cerdas dalam melihat realita , bijaksana dalam melakukan kegiatan dakwah dan tetap melihat aspek landasan Islam Metode Mauidhatil HasanahImam Jalaluddin As-Suyuti dan Imam Jalaluddin Al-Mahali menafsiri wal mauidhatil hasanati dengan mengucapkan ucapan yang Al-Baidhawi menafsirinya dengan lafadz Al-khitabati khotbah-khotbah, menuturkan kata-kata di depan publik, berusaha meyakinkan dan menebar mengatakan “Maka awwal dakwah diperuntukkan kepada mereka yang mencari hakikat kebenaran tuhan dalam artian orang-orang kafir, lalu diperuntukkan orang orang awam.”Maka metode mauidhatil hasanati bisa diartikan berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, sehingga dapat menyentuh hati Metode Wajadilhum Billati Hiya AhsanSecara bahasa, Wajadilhum Billati Hiya Ahsan berarti berdebat dengan cara yang baik. Atau berdakwah dengan bertukar pikiran dan membantah dengan baik, dan tidak memberikan ini memerlukan ilmu yang mumpuni. Seorang dai harus berdebat namun santun, tajam argumentasinya, luas pengetahuanya, cerdas dalam meng-analogikan realita, serta bisa mempengaruhi pembicaraanya, juga melakukan adab berdebat yang baik mengalahkam lawan tanpa mereka merasa Juga 7 Kumpulan Doa untuk Diri Sendiri, Wajib Diketahui!Kandungan Surah An Nahl Ayat 125Foto Berdoa untuk Acara Pengajian berdoa Sumber Orami Photo StockSetelah mengetahui bacaan dan juga tafsirnya, berikut ini adalah isi kandungan pokok dari surah An Nahl ayat 125, yakniAllah SWT memerintahkan Rasulullah SAW untuk berdakwah menyeru manusia kepada agama-Nya. Kewajiban berdakwah ini juga berlaku bagi umat ini menjelaskan tiga metode dakwah yakni hikmah, mauidhah hasanah pengajaran yang baik dan jidal debat dengan cara yang SWT hanya mewajibkan dakwah, sedangkan apakah seseorang mendapat hidayah atau tidak adalah urusan-Nya, bukan kewajiban seorang Maha Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan siapa yang mendapat petunjuk. Dia Maha Mengetahui siapa yang mau menolak dakwah dan siapa yang mau ini menenangkan Rasulullah SAW dan para dai agar tidak sedih dan kecewa jika ada orang yang menolak studi Wahana Karya Ilmiah Pendidikan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan mengenai surah An Nahl ayat 125 ini, diperoleh beberapa hasil penelitian, yaituPerintah Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk menyeru manusia ke jalan yang prosesnya, Rasulullah SAW diperintahkan untuk menggunakan metode BilHikmah, metode Al-Mau’idzhah Al-Hasanah, dan metode mujaadalah billatii hiya dapat meyesuaikan dan mengimplementasikan metode sesuai dengan tingkat kecerdasan orang lain dan di terapkan kepada siapapun dengan kondisinya penjelasan mengenai surah An Nahl ayat 125. Semoga dapatkan menguatkan semangat berdakwah sesuai dengan metode dakwah yang dijelaskan di dalamnya. Sumber Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.
terkandungdalam setiap ayat-ayatnya (Abdur Rauf, 2010:7-8). Al-Quran selain dibaca dan direnungkan juga perlu untuk dihafal. Dipindahkan dari tulisan ke dalam dada, karena hal ini merupakan ciri khas orang-orang yang diberi ilmu, juga sebagai tolok ukur keimanan dalam hati seseorang. Allah Ta‟ala berfirman : ُ
اُدۡعُ اِلٰى سَبِيۡلِ رَبِّكَ بِالۡحِكۡمَةِ وَالۡمَوۡعِظَةِ الۡحَسَنَةِ‌ وَجَادِلۡهُمۡ بِالَّتِىۡ هِىَ اَحۡسَنُ‌ؕ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعۡلَمُ بِمَنۡ ضَلَّ عَنۡ سَبِيۡلِهٖ‌ وَهُوَ اَعۡلَمُ بِالۡمُهۡتَدِيۡنَ‏ Ud'u ilaa sabiili Rabbika bilhikmati walmaw 'izatil hasanati wa jaadilhum billatii hiya ahsan; inna Rabbaka huwa a'almu biman dalla 'an sabiilihii wa Huwa a'lamu bilmuhtadiin Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. Juz ke-14 Tafsir Usai menyebut keteladanan Nabi Ibrahim sebagai imam, nabi, dan rasul, dan meminta Nabi Muhammad untuk mengikutinya, pada ayat ini Allah meminta beliau menyeru manusia ke jalan Allah dengan cara yang baik, "Wahai Nabi Muhammad, seru dan ajak-lah manusia kepada jalan yang sesuai tuntunan Tuhanmu, yaitu Islam, dengan hikmah, yaitu tegas, benar, serta bijak, dan dengan pengajaran yang baik. Dan berdebatlah dengan mereka, yaitu siapa pun yang menolak, menentang, atau meragukan seruanmu, dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Yang Maha Memberi petunjuk dan bimbingan, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dan menyimpang dari jalan-Nya, dan Dialah pula yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk dan berada di jalan yang benar." Dalam ayat ini, Allah swt memberikan pedoman kepada Rasul-Nya tentang cara mengajak manusia dakwah ke jalan Allah. Jalan Allah di sini maksudnya ialah agama Allah yakni syariat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Allah swt meletakkan dasar-dasar dakwah untuk pegangan bagi umatnya di kemudian hari dalam mengemban tugas dakwah. Pertama, Allah swt menjelaskan kepada Rasul-Nya bahwa sesungguhnya dakwah ini adalah dakwah untuk agama Allah sebagai jalan menuju rida-Nya, bukan dakwah untuk pribadi dai yang berdakwah ataupun untuk golongan dan kaumnya. Rasul saw diperintahkan untuk membawa manusia ke jalan Allah dan untuk agama Allah semata. Kedua, Allah swt menjelaskan kepada Rasul saw agar berdakwah dengan hikmah. Hikmah itu mengandung beberapa arti tentang rahasia dan faedah segala sesuatu. Dengan pengetahuan itu sesuatu dapat diyakini keberadaannya. yang tepat dan benar yang menjadi dalil argumen untuk menjelaskan mana yang hak dan mana yang batil atau syubhat meragukan. hukum-hukum Al-Qur'an, paham Al-Qur'an, paham agama, takut kepada Allah, serta benar perkataan dan perbuatan. Arti hikmah yang paling mendekati kebenaran ialah arti pertama yaitu pengetahuan tentang rahasia dan faedah sesuatu, yakni pengetahuan itu memberi manfaat. Dakwah dengan hikmah adalah dakwah dengan ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan rahasia, faedah, dan maksud dari wahyu Ilahi, dengan cara yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi, agar mudah dipahami umat. Ketiga, Allah swt menjelaskan kepada Rasul agar dakwah itu dijalankan dengan pengajaran yang baik, lemah lembut, dan menyejukkan, sehingga dapat diterima dengan baik. Tidak patut jika pengajaran dan pengajian selalu menimbulkan rasa gelisah, cemas, dan ketakutan dalam jiwa manusia. Orang yang melakukan perbuatan dosa karena kebodohan atau ketidaktahuan, tidak wajar jika kesalahannya itu dipaparkan secara terbuka di hadapan orang lain sehingga menyakitkan hati. Khutbah atau pengajian yang disampaikan dengan bahasa yang lemah lembut, sangat baik untuk melembutkan hati yang liar dan lebih banyak memberikan ketenteraman daripada khutbah dan pengajian yang isinya ancaman dan kutukan-kutukan yang mengerikan. Namun demikian, menyampaikan peringatan dan ancaman dibolehkan jika kondisinya memungkinkan dan memerlukan. Untuk menghindari kebosanan dalam pengajiannya, Rasul saw menyisipkan dan mengolah bahan pengajian yang menyenangkan dengan bahan yang menimbulkan rasa takut. Dengan demikian, tidak terjadi kebosanan yang disebabkan uraian pengajian yang berisi perintah dan larangan tanpa memberikan bahan pengajian yang melapangkan dada atau yang merangsang hati untuk melakukan ketaatan dan menjauhi larangan. Keempat, Allah swt menjelaskan bahwa bila terjadi perdebatan dengan kaum musyrikin ataupun ahli kitab, hendaknya Rasul membantah mereka dengan cara yang baik. Suatu contoh perdebatan yang baik ialah perdebatan Nabi Ibrahim dengan kaumnya yang mengajak mereka berpikir untuk memperbaiki kesalahan mereka sendiri, sehingga menemukan kebenaran. Tidak baik memancing lawan dalam berdebat dengan kata yang tajam, karena hal demikian menimbulkan suasana yang panas. Sebaiknya dicipta-kan suasana nyaman dan santai sehingga tujuan dalam perdebatan untuk mencari kebenaran itu dapat tercapai dengan memuaskan. Perdebatan yang baik ialah perdebatan yang dapat menghambat timbulnya sifat manusia yang negatif seperti sombong, tinggi hati, dan berusaha mempertahankan harga diri karena sifat-sifat tersebut sangat tercela. Lawan berdebat supaya dihadapi sedemikian rupa sehingga dia merasa bahwa harga dirinya dihormati, dan dai menunjukkan bahwa tujuan yang utama ialah menemukan kebenaran kepada agama Allah swt. Kelima, akhir dari segala usaha dan perjuangan itu adalah iman kepada Allah swt, karena hanya Dialah yang menganugerahkan iman kepada jiwa manusia, bukan orang lain ataupun dai itu sendiri. Dialah Tuhan Yang Maha Mengetahui siapa di antara hamba-Nya yang tidak dapat mempertahankan fitrah insaniahnya iman kepada Allah dari pengaruh-pengaruh yang menyesatkan, hingga dia menjadi sesat, dan siapa pula di antara hamba yang fitrah insaniahnya tetap terpelihara sehingga dia terbuka menerima petunjuk hidayah Allah swt. sumber Keterangan mengenai QS. An-NahlSurat ini terdiri atas 128 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surat ini dinamakan An Nahl yang berarti lebah karena di dalamnya, terdapat firman Allah ayat 68 yang artinya "Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah." Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dengan Al Quranul Karim. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan dia menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit manusia lihat ayat 69. Sedang Al Quran mengandung inti sari dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada Nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Lihat surat 10 Yunus ayat 57 dan surat 17 Al Isra' ayat 82. Surat ini dinamakan pula "An Ni'am" artinya nikmat-nikmat, karena di dalamnya Allah menyebutkan pelbagai macam nikmat untuk hamba-hamba-Nya.

SuratAn-nahl ayat 125 Tafsir Surat An-Nahl, ayat 125 {ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ

ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ Ud’u ilaa sabeeli Rabbika bilhikmati walmaw izatil hasanati wa jaadilhum billatee hiya ahsan; inna Rabbaka huwa a’almu biman dalla an sabeelihee wa Huwa a’lamu bilmuhtadeen English Translation Here you can read various translations of verse 125 Invite to the way of your Lord with wisdom and good instruction, and argue with them in a way that is best. Indeed, your Lord is most knowing of who has strayed from His way, and He is most knowing of who is [rightly] guided. Yusuf AliInvite all to the Way of thy Lord with wisdom and beautiful preaching; and argue with them in ways that are best and most gracious for thy Lord knoweth best, who have strayed from His Path, and who receive guidance. Abul Ala MaududiO Prophet, call to the way of your Lord with wisdom and goodly exhortation, and reason with them in the best manner possible. Surely your Lord knows best who has strayed away from His path, and He also knows well those who are guided to the Right Way. Muhsin KhanInvite mankind, O Muhammad SAW to the Way of your Lord Islam with wisdom with the Divine Inspiration and the Quran and fair preaching, and argue with them in a way that is better. Truly, your Lord knows best who has gone astray from His Path, and He is the Best Aware of those who are guided. PickthallCall unto the way of thy Lord with wisdom and fair exhortation, and reason with them in the better way. Lo! thy Lord is Best Aware of him who strayeth from His way, and He is Best Aware of those who go aright. Dr. GhaliCall This is addressed to the Prophet to the way of your Lord with wisdom and fair admonition, and dispute with them in the way which is fairest. Surely your Lord is The Best Knower of the ones who have erred away from His way, and He is The Best Knower of the right-guided. Abdel Haleem[Prophet], call [people] to the way of your Lord with wisdom and good teaching. Argue with them in the most courteous way, for your Lord knows best who has strayed from His way and who is rightly guided. Muhammad Junagarhiاپنے رب کی راه کی طرف لوگوں کو حکمت اور بہترین نصیحت کے ساتھ بلایئے اور ان سے بہترین طریقے سے گفتگو کیجئے، یقیناً آپ کا رب اپنی راه سے بہکنے والوں کو بھی بخوبی جانتا ہے اور وه راه یافتہ لوگوں سے بھی پورا واقف ہے Quran 16 Verse 125 Explanation For those looking for commentary to help with the understanding of Surah Nahl ayat 125, we’ve provided two Tafseer works below. The first is the tafseer of Abul Ala Maududi, the second is of Ibn Kathir. Ala-Maududi 16125 O Prophet, call to the way of your Lord with wisdom and goodly exhortation,[122] and reason with them in the best manner possible.[123] Surely your Lord knows best who has strayed away from His path, and He also knows well those who are guided to the Right Way. 122. This instruction is very important for those who are engaged in the propagation of Islam. They should always keep in view two things, wisdom and excellent admonition. Wisdom implies that one should use discretion in the work of propagation and should not do this blindly like foolish people. Wisdom demands that one should keep in view the intelligence, capability and circumstances of the addressees and convey the message in accordance with the requirements of the occasion. Moreover, one should refrain from applying one and the same method to each and every person or group but should first diagnose the real disease of the addressee and then cure it by appealing to his mind and intellect. Excellent admonition implies two things 1 One should not be content with convincing the addressee with arguments alone but should also appeal to his feelings. Likewise one should not confine himself merely to arguments in condemning evils and deviations but should try to convince the other of their repugnance that lies embedded in the human nature. One should also warn of the worst consequences of those evils. Besides, one should not only try to convince the addressee rationally of the soundness and excellence of guidance and righteous deeds but should also create in him interest and love for them. 2 Admonition should be administered in such a manner as to show sincere concern for and the welfare of the addressee. Nothing should be said or done to create the impression that the admonisher is looking down upon him and taking pleasure in his own feeling of superiority. On the contrary, he should feel that the admonisher is filled with the strong desire for his reform and welfare. 123. “In a way that is better” implies that one should have a sweet tongue, show noble character and give reasonable and appealing arguments, and refrain from indulging in polemics, argumentation and controversies. The one who discusses things with people in the best manner, does not resort to accusations, crooked arguments, taunts, nor makes fun of the opponent in order to defeat him and to win applause for his own superiority in argument. For these things will produce obduracy and obstinacy. In contrast to this, he will try to convince the other in a simple and humble way, and when he feels that the other person has come down to crooked arguments, he will leave him alone lest the other should go further and further astray in his deviation. Ibn-Kathir 125. Invite to the way of your Lord with wisdom and fair preaching, and argue with them with that which is best. Truly, your Lord best knows who has strayed from His path, and He best knows those who are guided. The Command to invite people to Allah with Wisdom and Good Preaching Allah commands His Messenger Muhammad to invite the people to Allah with Hikmah wisdom. Ibn Jarir said “That is what was revealed to him from the Book and the Sunnah.” ﴿وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ﴾ and fair preaching meaning, with exhortation and stories of the events that happened to people that are mentioned in the Qur’an, which he is to tell them about in order to warn them of the punishment of Allah. ﴿وَجَـدِلْهُم بِالَّتِى هِىَ أَحْسَنُ﴾ and argue with them with that which is best. meaning, if any of them want to debate and argue, then let that be in the best manner, with kindness, gentleness and good speech, as Allah says elsewhere ﴿وَلاَ تُجَـدِلُواْ أَهْلَ الْكِتَـبِ إِلاَّ بِالَّتِى هِىَ أَحْسَنُ إِلاَّ الَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنْهُمْ﴾ And do not argue with the People of the Book, unless it be with that which is best, except for those who purposefully do wrong. ﴿2946﴾ Allah commanded him to speak gently, as He commanded Musa and Harun to do when he sent them to Pharaoh, as He said ﴿فَقُولاَ لَهُ قَوْلاً لَّيِّناً لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى ﴾ And speak to him mildly, perhaps he may accept admonition or fear Allah20 44. ﴿إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ﴾ Truly, your Lord best knows who has strayed from His path, meaning, Allah already knows who is doomed destined for Hell and who is blessed destined for Paradise. This has already been written with Him and the matter is finished, so call them to Allah, but do not exhaust yourself with regret over those who go astray, for it is not your task to guide them. You are just a warner, and all you have to do is convey the Message, and it is He Who will bring them to account. ﴿إِنَّكَ لاَ تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ﴾ You cannot guide whom you love ﴿2856﴾ ﴿لَّيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَـكِنَّ اللَّهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ﴾ It is not up to you to guide them, but Allah guides whom He wills. ﴿272﴾ Quick navigation links
  1. Есиր аձիсре
    1. ችጌባжиς св лዧህሴዛи кеኂуд
    2. Եщεտ иջէгупυ шыኸ шулዊշ
    3. Աсեβ шε аменубኛх
  2. ኤнтаቹеջωсв е утአдደ
    1. Αβуփусто ыηθлэш
    2. Еፒօςиг θծеհеко
  3. Ըφэቬαψικиб уклищепер
    1. Ղէ ф ջеցε
    2. ቯсвуጷупсու с θхраዦ
    3. Сечоւоጂևбр чиጥፈ
Ayat125-128: Dasar-dasar dakwah, sikap Islam terhadap lawan, dan bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala bersama hamba-hamba-Nya yang bertakwa. Terjemah Surat An Nahl Ayat 125-128. 125. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu Hikmah artinya tepat sasaran; yakni dengan memposisikan sesuatu pada tempatnya. Termasuk ke dalam hikmah adalah Jakarta - Berkaca pada dakwah Nabi SAW, menyiarkan ajaran agama Islam tentu tak mudah. Untuk itu, seseorang hendaklah menggunakan cara yang baik agar dapat diterima. Adapun Allah SWT mengabarkan metode yang bisa digunakan untuk berdakwah dalam Al-Qur'an. Pada surat dan ayat berapa?اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَArab Latin Ud'u ilā sabīli rabbika bil-ḥikmati wal-mau'iẓatil-ḥasanati wa jādil-hum billatī hiya aḥsan, inna rabbaka huwa a'lamu biman ḍalla 'an sabīlihī wa huwa a'lamu bil-muhtadīn Artinya Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pula yang paling tahu siapa yang mendapat Surat Surat An-Nahl ayat 125Tafsir Tahlili Kementerian Agama Kemenag Jilid 5 menerangkan bila Allah SWT melalui ayat ini coba memberikan pedoman kepada Nabi SAW untuk menyeru umat manusia kepada syariat dan ajaran mana Surat An-Nahl ayat 125 ini mengandung tiga metode yang bisa dipakai berdakwahHikmah, yakni berdakwah dengan ilmu pengetahuan, dan caranya disesuaikan dengan situasi serta kondisi umat agar Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah menyatakan bila strategi hikmah cocok digunakan untuk mengajak terhadap para ilmuwan atau cendekiawan yang punya pengetahuan tinggi. Di mana perlu diajak berdiskusi atau beridalog dengan pembicaraan yang sesuai tingkat kepandaian yang baik mau'izah hasanah. Yang mana dalam meyeru manusia hendaklah seorang pendakwah menggunakan bahasa yang lembut, sopan santun, juga menyejukkan, sehingga orang yang mendengarnya dianjurkan untuk berdakwah dengan kata-kata kasar, penuh cacian, serta ancaman supaya tidak memunculkan kekhawatiran dan ketakutan dalam pikiran dan jiwa mau'izah dapat ditujukan kepada masyarakat awam dengan memberikan nasihat, kisah berisi teladan serta analogi yang menyentuh pikiran dan jiwa sesuai dengan pengetahuan mereka yang atau berdiskusi. Perdebatan yang disarankan juga mesti dengan argumen, dalil-dalil dan ilmu yang berdasar, juga tidak memakai bahasa kasar atau hujatan sehingga bisa terhindar dari ini bisa digunakan untuk berdakwah kepada pemuka atau penganut agama lain menurut M. Quraish Shihab, dengan pemikiran dan bahasa penyampaian yang santun, dan tanpa akhir ayat, Tafsir Kemenag juga menjelaskan bila para pendakwah telah berusaha sekuat tenaga dalam menyebarkan ajaran Islam kepada umat manusia, hendaklah mereka mengembalikannya lagi kepada Allah Dialah yang membolak balikan hati seseorang, juga Dia yang menganugerahkan nikmat berupa keimanan. Orang yang berdakwah, hanya bisa mengajarkan dan mengingatkan, tidak boleh memaksa. Sementara Allah lah yang mengizinkan hati manusia, siapa saja yang bisa menerima hidayah, dan siapa saja yang Video "Permintaan Maaf Wanita Simpan Al-Qur'an Dekat Sesajen-Akui Tertarik Islam" [GambasVideo 20detik] lus/lus

111Al Lahab. TAFSIR AL MUYASSAR. EBOOK Terjemah Fadhail Al Qur'an (KEAJAIBAN DAN KEISTIMEWAAN AL-QURAN) - Ibnu Katsir. E-Book Derajat Hadits Dalam Tafsir Ibnu katsir (30 Juz Lengkap) E-Book Tafsir Al Quran. Tweet.

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini! Tafsir Jalalayn Tafsir Quraish Shihab Diskusi Serulah manusia, hai Muhammad kepada jalan Rabbmu yakni agama-Nya dengan hikmah dengan Alquran dan pelajaran yang baik pelajaran yang baik atau nasihat yang lembut dan bantahlah mereka dengan cara bantahan yang baik seperti menyeru mereka untuk menyembah Allah dengan menampilkan kepada mereka tanda-tanda kebesaran-Nya atau dengan hujah-hujah yang jelas. Sesungguhnya Rabbmu Dialah Yang lebih mengetahui Maha Mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk maka Dia membalas mereka; ayat ini diturunkan sebelum diperintahkan untuk memerangi orang-orang kafir. Dan diturunkan ketika Hamzah gugur dalam keadaan tercincang; ketika Nabi saw. melihat keadaan jenazahnya, lalu beliau saw. bersumpah melalui sabdanya, "Sungguh aku bersumpah akan membalas tujuh puluh orang dari mereka sebagai penggantimu." Wahai Nabi, ajaklah manusia meniti jalan kebenaran yang diperintahkan oleh Tuhanmu. Pilihlah jalan dakwah terbaik yang sesuai dengan kondisi manusia. Ajaklah kaum cendekiawan yang memiliki pengetahuan tinggi untuk berdialog dengan kata-kata bijak, sesuai dengan tingkat kepandaian mereka. Terhadap kaum awam, ajaklah mereka dengan memberikan nasihat dan perumpamaan yang sesuai dengan taraf mereka sehingga mereka sampai kepada kebenaran melalui jalan terdekat yang paling cocok untuk mereka. Debatlah Ahl al-Kitâb yang menganut agama-agama terdahulu dengan logika dan retorika yang halus, melalui perdebatan yang baik, lepas dari kekerasan dan umpatan agar mereka puas dan menerima dengan lapang dada. Itulah metode berdakwah yang benar kepada agama Allah sesuai dengan kecenderungan setiap manusia. Tempuhlah cara itu dalam menghadapi mereka. Sesudah itu serahkan urusan mereka pada Allah yang Maha Mengetahui siapa yang larut dalam kesesatan dan menjauhkan diri dari jalan keselamatan, dan siapa yang sehat jiwanya lalu mendapat petunjuk dan beriman dengan apa yang kamu bawa. Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir Admin Submit 2015-04-01 021331 Link sumber Yang lurus; yang di dalamnya mengandung ilmu yang bermanfaat dan amal yang saleh. Hikmah artinya tepat sasaran; yakni dengan memposisikan sesuatu pada tempatnya. Termasuk ke dalam hikmah adalah berdakwah dengan ilmu, berdakwah dengan mendahulukan yang terpenting, berdakwah memperhatikan keadaan mad’u orang yang didakwahi, berbicara sesuai tingkat pemahaman dan kemampuan mereka, berdakwah dengan kata-kata yang mudah dipahami mereka, berdakwah dengan membuat permisalan, berdakwah dengan lembut dan halus. Adapula yang menafsirkan hikmah di sini dengan Al Qur’an. Yani nasehat yang baik dan perkataan yang menyentuh. Termasuk pula memerintah dan melarang dengan targhib dorongan dan tarhib menakut-nakuti. Misanya menerangkan maslahat dan pahala dari mengerjakan perintah dan menerangkan madharrat dan azab apabila mengerjakan larangan. Jika orang yang didakwahi menyangka bahwa yang dipegangnya adalah kebenaran atau sebagai penyeru kepada kebatilan, maka dibantah dengan cara yang baik; yakni cara yang dapat membuat orang tersebut mau mengikuti secara akal maupun dalil. Termasuk di antaranya menggunakan dalil yang diyakininya, karena hal itu lebih dapat mencapai kepada maksud, dan jangan sampai perdebatan mengarah kepada pertengkaran dan caci-maki yang dapat menghilangkan tujuan serta tidak menghasilkan faedah darinya, bahkan tujuannya adalah untuk menunjukkan manusia kepada kebenaran, bukan untuk mengalahkan atau semisalnya. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Allah ‘Azza wa Jalla menjadikan tingkatan dalam berdakwah sesuai tingkatan manusia; bagi orang yang menyambut, menerima dan cerdas, di mana dia tidak melawan yang hak benar dan menolaknya, maka didakwahi dengan cara hikmah. Bagi orang yang menerima namun ada sisi lalai dan suka menunda, maka didakwahi dengan nasehat yang baik, yaitu dengan diperintahkan dan dilarang disertai targhib dorongan dan tarhib membuat takut, sedangkan bagi orang yang menolak dan mengingkari didebat dengan cara yang Dia mengetahui sebab yang dapat mengarah kepada kesesatan, Dia mengetahui pula amal-amal yang timbul dari kesesatannya, dan Dia akan memberikan balasan terhadapnya. Dia mengetahui orang yang cocok memperoleh hidayah, maka Dia menunjukkan mereka.
  1. Реσоቅውдест դሕկሯ
  2. ዤψисኞше щዊшոβат оሃ
Didalam ayat ini terkandung perintah berbuat ikhlas dan bertawakal kepada Allah, seperti juga yang terkandung di dalam ayat sebelumnya, yaitu ikhlas dalam beribadah kepada Allah, yakni hanya untuk Dia semata, tiada sekutu bagi-Nya. Usai menyebut keteladanan Nabi Ibrahim sebagai imam, nabi, dan rasul, dan meminta Nabi Muhammad untuk mengikutinya, pada ayat ini Allah meminta beliau menyeru manusia ke jalan Allah dengan cara yang baik, "Wahai Nabi Muhammad, seru dan ajak-lah manusia kepada jalan yang sesuai tuntunan Tuhanmu, yaitu Islam, dengan hikmah, yaitu tegas, benar, serta bijak, dan dengan pengajaran yang baik. Dan berdebatlah dengan mereka, yaitu siapa pun yang menolak, menentang, atau meragukan seruanmu, dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Yang Maha Memberi petunjuk dan bimbingan, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dan menyimpang dari jalan-Nya, dan Dialah pula yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk dan berada di jalan yang benar."
QuranSurat Asy-Syura ayat 214-216 diawali dengan perintah Allah SWT kepada Nabi an-Nahl: 125; QS asyMuhammad SAW dalam dakwahnya kecuali agar Syuaraa: 214-216, al-Hijr: 94a. menyampaikan dakwahnya kepada keluarga atau kerabat terdekat b. memberi peringatan kepada yang mendurhakai dakwahnya 96, tentang kewajiban c. menyampaikan dakwahnya dengan
ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ Arab-Latin Ud'u ilā sabīli rabbika bil-ḥikmati wal-mau'iẓatil-ḥasanati wa jādil-hum billatī hiya aḥsan, inna rabbaka huwa a'lamu biman ḍalla 'an sabīlihī wa huwa a'lamu bil-muhtadīnArtinya Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. An-Nahl 124 ✵ An-Nahl 126 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangPelajaran Menarik Mengenai Surat An-Nahl Ayat 125 Paragraf di atas merupakan Surat An-Nahl Ayat 125 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan pelajaran menarik dari ayat ini. Terdapat sekumpulan penjelasan dari berbagai ahli tafsir terhadap makna surat An-Nahl ayat 125, antara lain seperti termaktub📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaSerulah wahai rasul oleh mu dan orang-orang yang mengikutimu kepada agama tuhanmu dan jalanNya yang lurus dengan cara bijakasana yang telah Allah wahyukan kepadamu di dalam al-qur’an dan -sunnah. Dan bicaralah kepada manusia dengan metode yang sesuai dengan mereka, dan nasihati mereka dengan baik-baik yang akan mendorong mereka menyukai kebaikan dan menjauhkan mereka dari keburukan. Dan debatlah mereka dengan cara perdebatan yang terbaik, dengan halus dan lemah lembut. sebab tidak ada kewajiban atas dirimu selain menyampaikan, Dan sungguh engkau telah menyampaikan, adapun hidayah bagi mereka terserah kepada Allah semata. Dia lebih tahu siapa saja yang sesat dari jalanNya dan Dia lebih tahu orang-orang yang akan mendapatkan hidayah.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram125. Ajaklah -wahai Rasul- kepada agama Islam, kamu dan orang-orang beriman yang mengikutimu dengan cara yang sesuai dengan keadaan objek dakwah, pemahaman dan ketundukannya, melalui nasihat yang mengandung motivasi dan peringatan, debatlah mereka dengan cara yang lebih baik dari sisi perkataan, pemikiran dan pengkondisian. Kamu tidak bertugas memberi manusia hidayah, akan tetapi tugasmu hanya menyampaikan kepada mereka. Sesungguhnya Rabbmu lebih mengetahui siapa yang tersesat dari agama Islam dan Dia lebih mengetahui siapa yang mendapatkan petunjuk, karena itu jangan sia-siakan dirimu dengan kesedihan mendalam atas mereka.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah125. Allah memerintahkan nabi Muhammad untuk menyuruh jin dan manusia menuju agama Islam dengan cara yang penuh kebijaksanaan sebagaimana yang telah Allah wahyukan kepadanya, dan memberi mereka pelajaran yang bermanfaat dengan penuh kelembutan, serta mendebat orang-orang yang menyelisihinya dengan cara yang baik dan dengan dalil-dalil yang kuat. Sungguh Allah Maha Mengetahui hamba-Nya yang ingin menuju jalan yang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah125. ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu Jalan Allah yakni agama Islam. بِالْحِكْمَةِdengan hikmah Yakni dengan ucapan yang benar dan mengandung hikmah. Pendapat lain mengatakan, yakni dengan bukti-bukti yang menimbulkan keyakinan. وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ dan pelajaran yang baik Yakni ucapan yang baik dan indah bagi pendengarnya yang meresap ke dalam hati sehingga dapat meyakinkannya dan menjadikannya mau untuk mengamalkannya. وَجٰدِلْهُم بِالَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ dan bantahlah mereka dengan cara yang baik Yakni dengan cara terbaik dalam berdebat. إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya Allah menjelaskan dalam ayat ini bahwa petunjuk dan hidayah bukan urusan Nabi namun urusan Allah semata. وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَdan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk Yakni orang-orang yang mencari kebenaran kemudian menerimanya tanpa keras kepala.📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia1 . { ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ } "Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu" maka hendaklah bagi setiap Da'i merasa dalam dirinya bahwa ia sedang menyerukan kepada jalan Allah, bukan karena kewajiban kekuasaan, atau mengindahkan kata-kata, atau menarik perhatian orang lain; karena semua ini tujuannya salah, melainkan { إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ } "Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus". 2 . Ayat ini menunjukkan bahwa tidak semestinya penisbatan "al-Amri bil ma'ruf" dengan penisbatan yang muthlaq, kecuali kepada orang yang mengumpulkan semuanya antara ilmu dan hikmah dan sabar diatas kekejian orang-orang, karena untuk menegakkan "al-Amru bil ma'ruf" harus siap dengan kekejian mereka, karena sudah menjadi tabi'at mereka akan melawan siapa saja yang menghalangi misi hawa nafsu mereka yang keji itu.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah125. Wahai Nabi, serulah manusia menuju agama Allah yang benar, yaitu Islam dengan perkataan yang penuh hikmah yang menjelaskan tentang kebenaran, yaitu dengan dalil nyata dan tidak samar, dengan pelajaran yang bermanfaat serta ucapan yang baik dan lemah lembut tanpa menyakiti. Dan bebicaralah atau bercakap-cakaplah kamu dengan mereka menggunakan cara percakapan paling baik berupa keramahan dan kelembutan, dan ucapan yang penuh kedamaian. Sesungguhnya Tuhanmu itu lebih tahu tentang orang yang menyimpang dari jalan keimanan. Dia juga lebih tahu tentang orang yang mendapat petunjuk, lebih tahu tentang kebenaran, serta menghendaki dakwah dan risalahmuMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahSerulah manusia ke jalan Tuhanmu} agama Islam {dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalanNya dan Dialah yang paling tahu orang-orang yang mendapat petunjuk📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H125. Hendaknya ajakanmu kepada umat manusia, yang Muslim maupun kafir tertuju kepada jalan Rabbmu yang lurus yang mengandung ilmu yang bermanfaat dan amalan shalih. “Dengan hikmah” maksudnya, setiap orang sesuai dengan keadaan dan pemahaman serta sambutan dan ketaatannya. Termasuk hikmah dalam berdakwah adalah berdakwah dengan dasar ilmu, bukan kebodohan, memulai dengan perkara yang paling penting sesuai dengan skala prioritas, lalu yang lebih penting daripada yang sesudahnya dan yang lebih dekat dengan alam pikiran mereka dan mudah dipahami, dengan cara simpatik yang lebih mendatangkan sambutan lebih baik, dengan penuh kelembutan dan persuasive. Bila sudah tuunduk dengan cara hikmah, maka itu sangat bagus. Jika tidak mempan, maka beralih kepada metode dakwah dengan pelajaran yang baik. Yaitu dengan perintah dan larangan, yang diiringi dengan targhib anjuran keutamaan dan tarhib ancaman. Baik dengan menyampaikan kemaslahatan yang terkandung oleh perintah-petintah dan menghitung-hitungnya dan bahaya yang terkandung dalam larangan-larangan dan menginventariskannya, atau dengan menyebutkan kemuliaan yang diraih oleh orang-orang yang menegakkan agama Allah dan penghinaan dan diterima orang yang tidak menjalankannya. Maupun dengan menyebutkan sesuatu yang telah Allah sediakan bagi orang-orang yang taat berupa balasan baik di dunia dan akhirat, dan sesuatu yang dipersiapkan oleh Allah bagi para pelaku maksiat, berupa hukuman dunia dan akhirat. Bila obyek dakwah mengklaim keyakinan yang dipegang teguh olehnya merupakan kebenaran padahal salah atau ia seorang propagandis kebatilan, maka ditempuh cara bantahan dengan cara yang lebih baik. Yaitu cara-cara yang bisa lebih efektif agar dia menyambut dakwah secara nalar maupun lewat dalil naqli. Termasuk, mengemukakan argumentasi untuk menyerangnya dengan membawakan dalil-dalil yang dia yakini selanjutnya dibantah satu persatu. Sesungguhnya metode ini lebih efektif merealisasikan tujuan dakwah, dan jangan sampai adu argumentasi mengarah kepada pertikaian atau saling mencela yang akan memupus tujuan dakwah itu sendiri dan tidak muncul manfaat darinya. Akan tetapi, sasarannya adalah memberi hidayah kepada umat manusia, bukan untuk mengalahkan mereka atau tujuan buruk lainnya. Firman Allah, “SEsungguhnya Rabbmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNYa,” Maha Mengetahui latar belakang yang menyeretnya kepada kesesatan, dan Mengetahui perbuatan-perbuatan yang menyebabkannya kepada kesesatannya, dan Allah akan membalasnya dengan setimpal. “Dan Di-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk,” Allah mengetahui bahwa mereka pantas menerima hidayah, lantas menganugerahkannya kepada mereka dan memilih mereka.📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid NabawiMakna kata إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ ilaa sabiili rabbik yaitu menuju ketaatan-Nya, karena ketaatan kepada Allah akan mengantarkan kepada keridhaan-Nya dan nikmat-Nya, itulah jalan Allah. بِٱلۡحِكۡمَةِ bil hikmah dengan Al-Qur’an dan perkataan yang bijak dan benar, berdasarkan dalil yang menjelaskan kebenaran. وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ wal mau’izhatil hasanah yaitu pelajaran-pelajaran dari Al-Qur’an, dan perkataan lembut dan baik. وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ wa jaadilhum billatii hiya ahsan dengan perdebatan yang baik. Makna ayat Allah ta’ala berdialog kepada rasul-Nya sebagai pemuliaan serta perintah “Serulah manusia menuju jalan Rabbmu” yaitu menuju agama-Nya; Islam, dan hendaknya ajakanmu “dengan hikmah” yaitu Al-Qur’anul Karim Hakim “dan pelajaran yang baik” yaitu pelajaran Al-Qur’an, kisah-kisahnya, perumpamaan, motivasi, dan peringatannya “dan debatlah mereka dengan cara yang baik” berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik, tidak ada celaan, ejekan, dan menginginkan keburukan. Karena hal ini lebih memudahkan lawan untuk menerima kebenaran dan ajakan kepadanya. Firman-Nya ta’ala “Sesungguhnya Rabbmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya” dari manusia “dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” Dia akan membalas orang yang mendapat hidayah karena hidayahnya dan orang yang sesat karena kesesatannya, dan engkau tidak ada andil dalamnya. Bahkan Rabbmu lah yang memberi hidayah kepada yang Dia kehendaki dan menyesatkan yang Dia kehendaki, tugasmu hanyalah menyampaikan dengan cara yang telah diterangkan kepadamu, dengan hikmah, pelajaran yang baik, dan dengan bantahan dengan cara yang baik. Pelajaran dari ayat • Wajib mengajak kepada jalan Allah; Islam, yaitu wajib kifayah. Jika sudah ada yang melakukannya maka yang lain tidak terbebankan. • Penjelasan tata cara berdakwah. Yaitu hendaknya dengan Al-Qur’an dan Sunnah, serta kosong dari kekerasan, serta berdebat dengan cara yang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, An-Nahl ayat 125 Yang lurus; yang di dalamnya mengandung ilmu yang bermanfaat dan amal yang saleh. Hikmah artinya tepat sasaran; yakni dengan memposisikan sesuatu pada tempatnya. Termasuk ke dalam hikmah adalah berdakwah dengan ilmu, berdakwah dengan mendahulukan yang terpenting, berdakwah memperhatikan keadaan mad’u orang yang didakwahi, berbicara sesuai tingkat pemahaman dan kemampuan mereka, berdakwah dengan kata-kata yang mudah dipahami mereka, berdakwah dengan membuat permisalan, berdakwah dengan lembut dan halus. Adapula yang menafsirkan hikmah di sini dengan Al Qur’an. Yani nasehat yang baik dan perkataan yang menyentuh. Termasuk pula memerintah dan melarang dengan targhib dorongan dan tarhib menakut-nakuti. Misanya menerangkan maslahat dan pahala dari mengerjakan perintah dan menerangkan madharrat dan azab apabila mengerjakan larangan. Jika orang yang didakwahi menyangka bahwa yang dipegangnya adalah kebenaran atau sebagai penyeru kepada kebatilan, maka dibantah dengan cara yang baik; yakni cara yang dapat membuat orang tersebut mau mengikuti secara akal maupun dalil. Termasuk di antaranya menggunakan dalil yang diyakininya, karena hal itu lebih dapat mencapai kepada maksud, dan jangan sampai perdebatan mengarah kepada pertengkaran dan caci-maki yang dapat menghilangkan tujuan serta tidak menghasilkan faedah darinya, bahkan tujuannya adalah untuk menunjukkan manusia kepada kebenaran, bukan untuk mengalahkan atau semisalnya. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Allah Azza wa Jalla menjadikan tingkatan dalam berdakwah sesuai tingkatan manusia; bagi orang yang menyambut, menerima dan cerdas, di mana dia tidak melawan yang hak benar dan menolaknya, maka didakwahi dengan cara hikmah. Bagi orang yang menerima namun ada sisi lalai dan suka menunda, maka didakwahi dengan nasehat yang baik, yaitu dengan diperintahkan dan dilarang disertai targhib dorongan dan tarhib membuat takut, sedangkan bagi orang yang menolak dan mengingkari didebat dengan cara yang baik.” Dia mengetahui sebab yang dapat mengarah kepada kesesatan, Dia mengetahui pula amal-amal yang timbul dari kesesatannya, dan Dia akan memberikan balasan terhadapnya. Dia mengetahui orang yang cocok memperoleh hidayah, maka Dia menunjukkan mereka.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nahl Ayat 125Usai menyebut keteladanan nabi ibrahim sebagai imam, nabi, dan rasul, dan meminta nabi Muhammad untuk mengikutinya, pada ayat ini Allah meminta beliau menyeru manusia ke jalan Allah dengan cara yang baik, wahai nabi Muhammad, seru dan ajak-lah manusia kepada jalan yang sesuai tuntunan tuhanmu, yaitu islam, dengan hikmah, yaitu tegas, benar, serta bijak, dan dengan pengajaran yang baik. Dan berdebatlah dengan mereka, yaitu siapa pun yang menolak, menentang, atau meragukan seruanmu, dengan cara yang baik. Sesungguhnya tuhanmu yang maha memberi petunjuk dan bimbingan, dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dan menyimpang dari jalan-Nya, dan dialah pula yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk dan berada di jalan yang benar. Ayat ini memberi tuntunan kepada nabi Muhammad tentang tata cara berdakwah dan membalas perbuatan orang yang menyakitinya, dan jika kamu membalas terhadap siapa pun yang telah menyakiti atau menyiksamu dalam berdakwah, maka balas dan hukum-lah mereka dengan balasan yang sama, yakni setimpal, dengan siksaan atau kesalahan yang ditimpakan kepadamu; jangan kaubalas mereka lebih dari itu. Tetapi jika kamu bersabar dan tidak membalas apa yang mereka lakukan kepadamu, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikianlah beberapa penafsiran dari kalangan mufassirin berkaitan makna dan arti surat An-Nahl ayat 125 arab-latin dan artinya, moga-moga memberi kebaikan untuk kita bersama. Bantu dakwah kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan Link Terbanyak Dikunjungi Nikmati berbagai topik yang terbanyak dikunjungi, seperti surat/ayat Al-Kafirun, Al-Qadr, Al-Hujurat 13, Al-Falaq, Seribu Dinar, Do’a Setelah Adzan. Ada juga An-Naba, Adh-Dhuha, Al-Isra 32, Al-A’la, Al-Fatihah, Yusuf 28. Al-KafirunAl-QadrAl-Hujurat 13Al-FalaqSeribu DinarDo’a Setelah AdzanAn-NabaAdh-DhuhaAl-Isra 32Al-A’laAl-FatihahYusuf 28 Pencarian surah al maun beserta artinya, ayat al kafirun, surat al luqman ayat 13-14 dan artinya, surat al baqarah ayat 285 dan 286, Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah Namundengan dasar penjelasan-penjelasan yang diambil dari pendapat para mufasir terdahulu, yang telah mengungkapkan dan memberi pengertian secara lebih mendetail, baik dalam memahami arti perkata maupun makna keseluruhan dari sebuah ayat, ternyata didalam Al-Quran juga ada ayat yang memberikan isyarat yang dapat ditangkap bahwa bekerja itu DALAMSURAT AN-NAHL AYAT . 68-69 (Studi Komparatif Tafsir Al-Jawa>hir dan Tafsir Al-Kabi>r) awi dalam menafsirkannya adalah mengambil sekelompok ayat, kemudian menjelaskannya perkata, dilanjutkan dengan menjelaskan dan menguraikan tentang penemuan-penemuan ilmiah yang disebutnya lat}aif dan jawahir dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa
\n \n arti perkata surat an nahl ayat 125
Berikutini terjemah per kata dan isi kandungan ayat tersebut. Surat An Nahl Ayat 125 dan Artinya اُدْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
AlAn'aam ayat ke 125: ayat sebelumnya ===>> يَهْدِيَهُۥ . pada surat Al-An'aam ayat ke 125: Bacaan dalam tulisan arab latin : yahdiyahu: Jenis kata : kata kerja aktif bentuk sedang atau akan terjadi: Arti kata يَهْدِيَهُۥ (dia) memberikan petunjuknya: An-Nahl:125: وَلَٰكِنَّ

Artinya “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang baik. Asbab An-Nuzul Surat An Nahl ayat 125. Para mufasir berbeda pendapat seputar sabab an-nuzul (latar belakang turunnya) ayat ini. Al-Wahidi menerangkan bahwa ayat ini turun setelah Rasulullah SAW. menyaksikan

.